Morfologi
adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari
organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini
adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar.
Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai
dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan
hewan air lainnya yang mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi
terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian pada sebagian besar ikan bentuk
tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan bentuk
tubuhnya relatif sangat sedikit.
Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan
air juga erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat
anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan
(morfologi) hewan air tersebut. Morfologi adalah bentuk tubuh (termasuk warna)
yang kelihatan dari luar. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan
air erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat
anatominya; terlebih dahulu kita melihat bentuk tubuh atau penampilan
(morfologi) hewan air tersebut.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air
yang masih dekat kekerabatanya mempunyai kemiripan-kemiripan, seperti anatomi
dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang sama juga akan
kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai jenis hewan lainya.
Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan
air, diantaranya yang paling umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska,
amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan ikan adalah hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip; dan bernafas
dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat
pernafasan tambahan yang fungsinya sama dengan “paru-paru”.
Ikan
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya
bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian kepala, badan dan ekor
(Gambar 1), namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut
berbeda-beda tergantung jenis ikannya (perhatikan morfologi ikan pada Gambar 3)
. Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah:
1. Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut
terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun
organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang,
gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada
beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
2. Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup
insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal
dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain
adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung,
usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya.
3. Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara
pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor.
Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip
ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.
Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya
dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih
dahulu kita lihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) ikan tersebut.
Dengan melihat morfologi ikan maka kita akan dapat mengelompok-ngelompokan
ikan/hewan air, dimana sistem atau caranya mengelompokan ikan ini dikenal
dengan istilah sistematika atau taksonomi ikan. Dengan demikian, maka
sistematika atau taksonomi ini merupakan ilmu yang digunakan untuk mengklasifikasikan
ikan/hewan air atau hewan lainnya.
Pada sistematika/taksonomi ini, ada tiga pekerjaan
yang biasa dilakukan, yakni identifikasi, klasifikasi dan pengamatan evolusi.
Pada identifikasi yaitu usaha pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat
terhadap suatu jenis/spesies untuk selanjutnya memberi nama ilmiahnya sehingga
dapat diakui oleh para ahli di seluruh dunia. Dengan demikian, maka dapat
dikatakan bahwa pada saat kita melakukan identifikasi sama halnya dengan kita
melakukan analisis. Setelah melakukan identifikasi selanjutnya melakukan
klasifikasi, pada tahap ini dilakukan penyususnan kategori-kategori yang lebih
tinggi dan menetapkan ciri-cirinya sehingga pada akhirnya akan diketemukan
klasifikasinya. Dengan melihat hal ini, maka dapat dikatakan bahwa klasifikasi
merupakan taraf untuk melakukan sintesis. Adapun pada penelitian terjadinya
spesies dan pengamatan terhadap faktor-faktor evolusi, bertujuan untuk
mengetahui pembentukan spesies lain yang sudah ada dan menelaah kemungkinan
terjadinya perubahan-perubahan di kemudian hari. Untuk mencapai tujuan ini maka
dilakukan penelaahan kemungkinan terjadinya perubahan pada saat terjadi
perubahan kondisi dan menelaah faktor pendorong dan penghambat perubahan
tersebut. Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara
lain adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik,
gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip
belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan
dan atau bagian-bagian badan tersebut.
1. Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya
berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya
adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan
tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat
a. Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah
ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama
persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
b. Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila
dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang
berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
a. Simetri bilateral
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang
melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral,
bentuk-bentuk tersebut adalah:
1 Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau
dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan
panjang tubuh seperti yang tertera pada Gambar 4
2 Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh
lebih besar dari tinggi tubuhnya (Gambar 5)
3 Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh
yang hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran
tingginya (Gambar 6)
4 Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya
menyerupaibelut atau ular (Gambar 7)
5 Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya
menyerupai tali (Gambar 8)
6 Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk
tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita (Gambar 9)
7 Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya
menyerupai anak panah (Gambar 10)
8 Bola/globiform yakni ikan yang bentuk
tubuhnyamenyerupai bola (Gambar 11)
9 Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya
menyerupai kotak (Gambar 12)
b.Non simetri bilateral
Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah
ikan sebelah dan ikan lidah
2. Bentuk Mulut Ikan
Ada beberapa macam bentuk mulut ikan. Bentuk mulut
ikan antara jenis ikan satu dengan jenis ikan lainnya berbeda-beda tergantung
pada jenis makanan yang dimakannya. Secara umum ada empat jenis mulut ikan
yaitu:
1. Bentuk seperti tabung (tube like)
2. Bentuk seperti paruh (beak like)
3. Bentuk seperti gergaji (saw like)
4. Bentuk seperti terompet
Mulut Dapat Disembul dan Tidak
Berdasarkan dapat tidaknya disembulkan, mulut ikan
dibedakan menjadi 2, yakni:
1. Dapat disembulkan (Gambar 16)
2. Tidak dapat disembulkan
Posisi Mulut
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung
dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya. Ada empat macam posisi mulut
ikan yakni
1. Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di
ujung hidung (Gambar 17)
2. Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak
dekat ujung hidung (Gambar 18)
3. Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di
atas hidung (Gambar 19)
Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah
hidung (Gambar 20
3. Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip
dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam
untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan Gambar 3 sampai dengan Gambar 20. Dari
semua sirip-sirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada
berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk
sirip ekor (Gambar 1-20 dan Gambar 21), yakni:
1. Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas
(Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan
sebagainya.
2. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan
buntal (Tetraodon sp)
3. Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan
tambakan (Helostoma temmincki)
4. Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan
Scatophagus argus
5. Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan
gurame (Osphronemus gouramy)
6. Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan
bloso (Glossogobius sp)
7. Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan
belut (Monopterus albus)
8. Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan
tongkol (Euthynus sp)
9. Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini
ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang
terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini
ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang
terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)
4. Linealateralis (LL)
Kalau kita perhatikan morfologi ikan, kita eringkali
mendapatkan ada semacam garis titik-titik pada ikan yang dikenal dengan istilah
lineateralis (LL). Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori,
sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak
bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang
terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh
sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun
demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk
mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam
proses osmoregulasi.
Selain hal tersebut di atas, ikan seringkali
mempunyai ciri-ciri khusus, dalam hal ini ada ikan yan mempunyai finlet, skut
atau kil dengan definisi sebagai berikut.
• Finlet adalah sirip-sirip kecil yang terdapat di
belakang sirip punggung dan sirip belakang (dubur), contohnya akan kita dapati
pada ikan kembung (Rastrelliger sp) (Gambar 22)
• Skut adalah kelopak tebal pada bagian perut atau
bagian pangkal ekor ikan selar (Caranx sp) (Gambar 23)
• Kil adalah rigi-rigi yang puncaknya meruncing dan
terdapat pada pada batang ekor, seperti yang terdapat pada ikan tongkol (Gambar
24)
• Sirip lunak (adipose fin) adalah sirip tambahan
berupa lapisan lemak yang ada di belakang sirip punggung atau sirip belakang
seperti pada ikan jambal (Ketengus sp) (Gambar 25)
5. Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik
Dalam menentukan identifikasi seringkali kita
melakukan pengukuran-pengukuran dan penghitungan yang dikenal dengan ciri
meristik dan morfometrik. Adapun yang dimaksud dengan meristik adalah ciri yang
berkaitan dengan jumlah bagian tubuh tertentu seperti jumlah jari-jari keras
dan jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan sebagainya. Adapun yang
dimaksud dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh
seperti panjang total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun ukuran yang biasa
dilakukan pada ikan (Gambar 26) adalah
• Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang
terdepan (biasanya ujung rahang terdepan) dengan ujung sirip ekor paling
belakang
• Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang
terdepan dengan pelipatan pangkal sirip ekor
• Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak
antara ujung kepala terdepan dengan lekuk cabang sirip ekor
• Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal
dengan ventral
• Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala
terdepan dengan ujung operkulum terbelakang
Krustase
Hewan air yang bernilai ekonomis penting adalah
udang, kepiting dan lobster yang termasuk pada Kelas Krustase. Krustase berasal
dari kata crusta yang berarti cangkang keras. Dalam hal ini krustase mempunyai
eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin yang keras. Kelas Krustase ini
merupakan satu-satunya klas dari filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup
di lingkungan perairan, khususnya di laut. Kelas Krustase ini merupakan
satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di
lingkungan perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala,
toraks dan abdomen, namun antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan
keduanya dinamakan sefalotoraks; sehingga tubuh udang hanya terdiri dari
sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh karapas yang
menyelubungi baik bagian dorsal dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena
dan antenula yang berfungsi sebagai indera (sensori), mata majemuk yang
bertangkai dan dapat digerakan, mulut, mandibula dan insang. Selain itu juga
terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang. Kaki jalan ini juga disebut
pereiopod.
Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang
sering disebut plepoid; plepoid ini berfungsi untuk berenang. Dan di bagian
ujung terdapat telson dan urorod yang berfungsi untuk berenang. Tepat dibawah
telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk melakukan ekskresi.
thank's, lumayan membantu
BalasHapus