Biografi Mao Zedong
Mao Zedong (Hanzi: 毛澤東)
(lahir di Shaoshan, Hunan, 26 Desember 1893 – meninggal di Beijing, 9 September 1976 pada umur 82 tahun), adalah
seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat Cina. Ia
adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah modern Cina.
Masa kecil
Lahir di sebuah keluarga
petani miskin, sejak kecil Mao harus bekerja keras dan hidup prihatin. Meskipun
di kemudian hari keadaan ekonomi keluarganya meningkat, tetapi kesengsaraan di
masa kecil itu banyak memengaruhi kehidupannya kelak[2].
Ketika kecil, Mao
dikirim untuk belajar di sekolah dasar. Pendidikannya sewaktu kecil juga
mencakup ajaran-ajaran klasik Konfusianisme. Tetapi pada usia
13 tahun, ayahnya menyuruhnya berhenti bersekolah dan
menyuruhnya bekerja di ladang-ladang. Mao memberontak dan bertekad ingin
menyelesaikan pendidikannya sehingga ia nekat kabur dari rumah dan melanjutkan
pendidikannya di tempat lain. Pada tahun 1905, ia mengikuti ujian negara yang pada saat itu mulai
menghapus paham-paham konfusianisme lama; digantikan oleh pendidikan gaya
Barat. Hal ini menandakan permulaan ketidakpastian intelektual di Cina.
Pada tahun 1911, Mao terlibat dalam Revolusi Xinhai yang merupakan
revolusi melawan Dinasti Qing yang
berakibat kepada runtuhnya kekaisaran Cina yang sudah berkuasa lebih 2000 tahun
sejak tahun 221 SM. Tahun 1912, Republik Cina diproklamasikan
oleh Sun Yat-sen dan
Cina dengan resmi masuk ke zaman republik. Mao lalu melanjutkan sekolahnya dan
mempelajari banyak hal antara lain budaya barat. Pada tahun 1918 ia lulus dan lalu kuliah di Universitas Beijing. Di
sana ia akan berjumpa dengan para pendiri PKT yang berhaluan Marxis.
Mao dan Partainya
Partai
Mao didirikan pada tahun 1921 dan Mao semakin hari semakin
vokal. Antara tahun 1934 – 1935 ia memegang peran utama dan
memimpin Tentara Merah Cina menjalani “Mars Panjang”.
Lalu semenjak tahun 1937 ia ikut menolong memerangi
Tentara Dai Nippon yang
menduduki banyak wilayah Cina. Akhirnya Perang Dunia II berakhir
dan perang saudara berkobar lagi. Dalam perang yang melawan kaum nasionalis ini,
Mao menjadi pemimpin kaum Merah dan akhirnya ia menangkan pada tahun 1949. Pada tanggal 1 Oktober tahun 1949, Republik Rakyat Cinadiproklamasikan
dan pemimpin Cina nasionalis; Chiang Kai Shek melarikan
diri ke Taiwan.
Filasafah Mao
Mao sebenarnya bukan seorang filsuf yang
orisinil. Gagasan-gagasannya berdasarkan bapak-bapak sosialisme lainnya seperti Karl Marx, Friedrich Engels, Lenin dan Stalin.
Tetapi ia banyak berpikir tentang materialisme
dialektik yang menjadi dasar sosialisme
dan penerapan gagasan-gagasan ini dalam praktek seperti dikerjakan Mao bisa
dikatakan orisinil. Mao bisa pula dikatakan seorang filsuf Cina yang
pengaruhnya paling besar dalamAbad ke 20 ini.
Konsep falsafi Mao yang terpenting
adalah konflik.
Menurutnya: “Konflik bersifat semesta dan absolut, hal ini ada dalam proses
perkembangan semua barang dan merasuki semua proses dari mula sampai akhir.”
Model sejarah Karl Marx juga berdasarkan prinsip konflik: kelas yang menindas
dan kelas yang tertindas, kapital dan pekerjaan berada dalam sebuah konflik
kekal. Pada suatu saat hal ini akan menjurus pada sebuah krisis dan kaum
pekerja akan menang. Pada akhirnya situasi baru ini akan menjurus kepada sebuah
krisis lagi, tetapi secara logis semua
proses akhirnya menurut Mao, akan membawa kita kepada sebuah keseimbangan yang
stabil dan harmonis. Mao jadi berpendapat bahwa semua konflik bersifat semesta
dan absolut, jadi dengan kata lain bersifat abadi. Konsep konflik Mao ini ada
kemiripannya dengan konsep falsafi yin-yang.
Semuanya terdengar seperti sebuah dogma kepercayaan.
Di bawah ini disajikan sebuah cuplikan tentang pemikirannya tentang konflik.
Dalam ilmu pengetahuan semuanya
dibagi berdasarkan konflik-konflik tertentu yang melekat kepada obyek-obyek
penelitian masing-masing. Konflik jadi merupakan dasar daripada sesuatu bentuk
disiplin ilmu pengetahuan. Di sini bisa disajikan beberapa contoh: bilangan
negatif dan positif dalam matematika, aksi dan reaksi dalam ilmu mekanika, aliran listrik positif dan negatif
dalam ilmu fisika,
daya tarik dan daya tolak dalam ilmu kimia, konflik kelas dalam ilmu sosial,
penyerangan dan pertahanan dalam ilmu perang, idealisme dan materialisme serta perspektif metafisika dan dialektik dalam ilmu filsafat dan seterusnya. Ini semua
obyek penelitian disiplin-disiplin ilmu pengetahuan yang berbeda-beda karena
setiap disiplin memiliki konfliknya yang spesifik dan esensi atau intisarinya
masing-masing.
Contoh-contoh yang diberikan oleh
Mao Zedong mengenai 'konflik' dalam disiplin yang berbeda-beda diambilnya dari Lenin.
Beberapa analogi memang pas tetapi yang lain-lain tidak. Bilangan-bilangan
negatif dan positif merupakan sebuah contoh yang buruk mengenai dialektika
marxisme karena perbedaan mereka tidak dinamis: hanya ada bilangan-bilangan
negatif dan positif baru yang bermunculan. Pendapat Mao menjadi meragukan lagi
apabila ia mengatakan bahwa 'konflik'-'konflik' ini merupakan 'intisari'
daripada disiplin ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Bilangan negatif dan
positif bukanlah intisari ilmu matematika, begitu pula metafisika dan dialektika bukanlah
intisari dari filsafat. Mao
adalah seseorang yang terpelajar dan pengertian-pengertiannya yang salah bisa
diterangkan dari sebab ia sangat terobsesi dengan
konsep konflik ini. Obsesi ini juga memengaruhi keputusan-keputusan politiknya
seperti akan dipaparkan di bawah nanti.
Konsep
Yin Yang memengaruhi pandangan falsafi Mao Zedong.
Konsep Mao kedua yang penting adalah
konsepnya mengenai pengetahuan yang juga ia ambil dari paham Marxisme. Mao berpendapat bahwa pengetahuan
merupakan lanjutan dari pengalaman di alam fisik dan bahwa pengalaman itu sama
dengan keterlibatan.
Jika engkau mencari pengetahuan maka
engkau harus terlibat dengan keadaan situasi yang berubah. Jika kau ingin
mengetahui bagaimana sebuah jambu rasanya, maka jambu itu harus diubah dengan
cara memakannya. Jika engkau ingin mengetahui sebuah struktur atom, maka engkau
harus melakukan eksperimen-eksperimen fisika dan kimia untuk mengubah status
atom ini. Jika engkau ingin mengetahui teori dan metode revolusi, maka engkau
harus mengikutinya. Semua pengetahuan sejati muncul dari pengalaman langsung.
Hanya setelah seseorang mendapatkan
pengalaman, maka ia baru bisa melompat ke depan. Setelah itu
pengathuan dipraktekkan kembali yang membuat seseorang mendapatkan pengalaman
lagi dan seterusnya. Di sini diperlihatkan bahwa Mao tidak saja mengenal paham
Marxisme tetapi juga paham neokonfusianisme seperti dikemukakan oleh Wang Yangmin yang
hidup pada abad ke 15 sampai
ke abad ke 16.
Mao dan kebijakan politiknya
Mao membedakan dua jenis konflik; konflik antagonis dan konflik non-antagonis. Konflik
antagonis menurutnya hanya bisa dipecahkan dengan sebuah pertempuran saja
sedangkan konflik non-antagonis bisa dipecahkan dengan sebuah diskusi. Menurut
Mao konflik antara para buruh dan pekerja dengan kaum kapitalis adalah sebuah
konflik antagonis sedangkan konflik antara rakyat Cina dengan Partai adalah
sebuah konflik non-antagonis.
Pada tahun 1956 Mao
memperkenalkan sebuah kebijakan politik baru di mana kaum intelektual boleh
mengeluarkan pendapat mereka sebagai kompromis terhadap Partai yang menekannya
karena ingin menghindari penindasan kejam disertai dengan motto:
“Biarkan seratus bunga berkembang dan seratus pikiran yang berbeda-beda
bersaing.” Tetapi ironisnya kebijakan
politik ini gagal: kaum intelektual merasa tidak puas dan banyak mengeluarkan
kritik. Mao sendiri berpendapat bahwa ia telah dikhianati oleh mereka dan ia
membalas dendam. Sekitar 700.000 anggota kaum intelektual ditangkapinya dan
disuruh bekerja paksa di daerah pedesaan.
Mao percaya akan sebuah revolusi yang kekal sifatnya. Ia juga percaya bahwa setiap
revolusi pasti menghasilkan kaum kontra-revolusioner. Oleh karena itu secara
teratur ia memberantas dan menangkapi apa yang ia anggap lawan-lawan politiknya
dan para pengkhianat atau kaum kontra-revolusioner. Peristiwa yang paling
dramatis dan mengenaskan hati ialah peristiwa Revolusi
Kebudayaan yang terjadi pada
tahun 1966. Pada
tahun 1960an para mahasiswa di seluruh dunia memang
pada senang-senangnya memberontak terhadap apa yang mereka anggap The Establishmentatau kaum yang
memerintah. Begitu pula di Cina.
Bedanya di Cina mereka didukung oleh para dosen-dosen
mereka dan pembesar-pembesar Partai termasuk Mao sendiri. Para mahasiswa dan
dosen mendirikan apa yang disebut Garda Merah, yaitu sebuah unit paramiliter. Dibekali dengan Buku Merah Mao,
mereka menyerang antek-antek kapitalisme dan pengaruh-pengaruh Barat serta kaum
kontra-revolusioner lainnya. Sebagai contoh fanatisme mereka, mereka antara lain
menolak berhenti di jalan raya apabila lampu merah menyala karena mereka
berpendapat bahwa warna merah, yang merupakan simbol sosialisme tidak mungkin
mengartikan sesuatu yang berhenti. Maka para anggota Garda Merah ini pada tahun
1966 sangat membabi buta dalam memberantas kaum kontra revolusioner sehingga
negara Cina dalam keadaan amat genting dan hampir hancur;ekonominyapun tak jalan. Akhirnya Mao terpaksa menurunkan Tentara
Pembebasan Rakyat untuk
menanggulangi mereka dan membendung fanatisme mereka. Hasilnya adalah perang saudara yang baru berakhir pada tahun 1968.
Kegagalan mao
Pada
tahun 1958 Mao meluncurkan apa yang ia sebut Lompatan Jauh ke
Depan di mana daerah pedesaan
direorganisasi secara total. Di mana-mana didirikan perkumpulan-perkumpulan
desa (komune). Secara ekonomis ternyata ini semua gagal. Komune-komune ini
menjadi satuan-satuan yang terlalu besar dan tak bisa terurusi. Diperkirakan
kurang lebih hampir 20 juta jiwa penduduk Cina kala itu tewas secara sia-sia
Mao zedong dan PBB
Republik Rakyat Cina
semenjak diproklamasikan oleh Mao pada tahun 1949 tidak
diakui oleh Amerika Serikat. Amerika Serikat tetap mengakui Republik Nasionalis
Cina yang semenjak tahun 1949 hanya menguasai pulau Formosa atau Taiwan dan sekitarnya. Cina yang sejak
didirikannyaPBB pada tahun 1945 sudah
menjadi anggota Dewan Keamanan secara tetap bersama dengan Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis dan Uni Soviet (Rusia) sebagai pemenang Perang Dunia II, tetap diwakili
pula. Cuma yang mewakili adalah pemerintah nasionalis yang sekarang hanya
memerintah Taiwan saja. Hal ini menjadi aneh sebab Cina daratan yang kala itu
berpenduduk kurang lebih 800 juta jiwa tidak diwakili di PBB; yang mewakili
hanya Taiwan saja yang kala itu berpenduduk mungkin tidak lebih dari 10 juta
jiwa.
Maka pada akhir tahun
1960-an presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, mulai mendekati Republik Rakyat Cina dan akhirnya
dengan persetujuan Uni Soviet RRC menjadi anggota Dewan Keamanan PBB mulai tahun 1972 dan
menggantikan Taiwan.
Warisan Mao dan republik cina
saat ini
Pada
tahun 1976 Mao Zedong meninggal dunia.
Setelah itu Republik Rakyat Cina menjadi semakin terbuka. Normalisasi hubungan
diplomatik dengan Indonesia juga
terwujud pada tahun 1992. Pada saat ini Cina tampil sebagai sebuah raksasa yang
baru bangun dari tidurnya dan pertumbuhan ekonomi sangat pesat. Bahkan Cina
bisa melampaui Rusia dalam perkembangannya. Hal yang dipertentangkan sekarang
ialah apakah ini semua bisa diraih berkat jasa-jasa Mao atau karena pengaruhnya
sudah tipis.
Biografi mahatma gandhi
Mahatma
Gandhi lahir pada tanggal 2 oktober 1869 di salah satu daerah India, Gujarat.
Banyak orang di dunia memang lebih mengenal beliau dengan nama Mahatma Gandhi
yang dalam bahasa Sansekerta berarti “jiwa agung”, namun nama aslinya adalah
Mohandas Karamchand Gandhi. Mahatma Gandhi dibesarkan di sebuah keluarga yang
memiliki pemikiran konservatif. Keluarganya memiliki hubungan dengan penguasa
Kathiawad di India. Beberapa dari mereka bekerja pada pemerintah. Sepanjang
hidupnya digunakan untuk menegakkan perdamaian, sayang usaha tersebut harus
terhenti pada 30 januari 1948. Pada tanggal tersebut, Mahatma Gandhi
menghembuskan nafas terakhirnya di New Delhi, India, akibat pembunuhan oleh
seorang hindu fanatik yang menganggap beliau terlalu memihak pada kaum muslim.
Peristiwa tersebut hanya berselang dua minggu setelah penandatanganan
perjanjian damai oleh pihak tentara Inggris dalam upaya membebaskan India dari
belenggu perjajahan Britania Raya. Padahal seperti diketahui banyak orang,
beliau adalah sosok pengagum dan sangat menghargai berbagai aliran kepercayaan,
baik Islam, Hindu, maupun Kristen.
Awal perjuangan Mahatma Gandhi bermula dari Afrika. Saat itu beliau baru saja menyelesaikan studi hukum nya di Universitas College, London. Sebenarnya Mahatma Gandhi setelah lulus kuliah telah mendirikan sebuah lembaga bantuan hukum di India, namun rakyat India tidak terlalu memanfaatkan lembaga tersebut. Di Afrika, tepatnya Afrika Selatan, beliau menjadi salah satu pemerhati bahkan korban apartheid. Beliau banyak mendapatkan perlakuan diskriminatif, terutama menyangkut soal ras. Oleh karena itu, Mahatma Gandhi memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik dengan mendirikan gerakan non-kekerasan. Beliau berada di negara tersebut sekitar 20 tahun. Gerakannya banyak diinspirasi oleh pemikiran penulis asal Rusia, Leo Toistoy. Saat perang Boer berlangsung, Mahatma Gandhi berperan sebagai “penyelamat”. Beliau mendirikan tenda khusus untuk perawatan kesehatan. Setelah merasa misi nya di Afrika Selatan selesai, beliau memutuskan kembali ke negara asalnya, India.
Gandhi tidak pernah menerima Penghargaan Perdamaian Nobel,
meski dia dinominasikan lima kali antara 1937 dan 1948.
Beberapa dekade kemudian, hal ini disesali secara umum oleh pihak Komite Nobel.
Ketika Dalai Lama dianugerahi Penghargaan Nobel pada 1989,
ketua umum Komite mengatakan bahwa ini merupakan "sebuah bentuk mengenang
Mahatma Gandhi".
Sepanjang hidupnya, aktivitas Gandhi
telah menarik berbagai komentar dan opini. Misalnya, sebagai penduduk Kerajaan
Britania, Winston Churchill pernah
berkata "Menyedihkan...melihat Mr. Gandhi, seorang pengacara Kuil
Tengah yang menghasut, sekarang tampil sebagai seorang fakir yang tipenya umum
di Timur, menaiki tangga Istana Viceregal dengan
badan setengah-telanjang." Begitu juga dengan Albert Einstein yang
berkomentar berikut mengenai Gandhi: "(Mungkin) para generasi
berikut akan sulit mempercayai bahwa ada orang seperti ini yang pernah hidup di
dunia ini."
Karya Mahatma Gandhi tidak
terlupakan oleh generasi berikutnya. Cucunya, Arun Gandhi dan Rajmohan Gandhi dan
bahkan anak cucunya,Tushar Gandhi, adalah
aktivis-aktivis sosio-politik yang terlibat dalam mempromosikan non-kekerasan
di seluruh dunia.
Stanley Wolpert, penulis biografi Gandhi dalam bukunya
Gandhi’s Passion, The Life and Legacy of Mahatma Gandhi mencatan tokoh
pemimpin berpengaruh di dunia itu selalu menolak bepergian dengan mobil. Ia
kerap memilih berjalan kaki atau menumpang kereta kelas tiga. Ia tidak
sedikitpun tergoda dengan harta ketika mendapati diri berada di puncak
kekuasaan tertinggi di India.
Untuk menderita dan mengalami kehidupan sebagaimana
kehidupan para petani dan orang tanpa kasta atau termiskin di India, Gandhi
meninggalkan nasib baiknya terlahir sebagai anak seorang pejabat India yang secara
ekonomi tergolong kaya. Ia meninggalkan rumahnya yang nyaman demi menikmati
kehidupannya yang selalu berpuasa dan berkorban untuk kepentingan rakyat,
sekalipun dengan perbuatan itu ia dianggap sebagai orang gila.
“Saya percaya bahwa jika India, dan kemudia seluruh dunia,
ingin mendapatkan kebebasan yang sebenarnya, maka…..Kita harus pergi dan
tinggal di desa-desa, di gubug-gubug, bukan di Istana,” pesan Gandhi suatu hari
kepada Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru. Gandhi berusaha meyakinkan Nehru
tentang pentingnya hidup sederhana.
Bagi Gandhi, hidup sederhana adalah jalan satu-satunya untuk
menyelamatkan India dari kehancuran akibat perang dan perebutan kekuasaan.
Gandhi menjalani hidup sederhana karena keyakinannya yang dalam akan manfaat
hidup sederhana, baik bagi pribadi setiap orang, bagi sebuah keluarga, maupun
bagi masyarakat bangsa di setiap negara di dunia. Pengaruh dari teladan hidup
sederhana Gandhi telah mengakibatkan perubahan besar dalam pola hidup
masyarakat India saat itu.
Setidaknya
ada sepuluh ajaran Mahatma Gandhi yang cukup dikenal oleh dunia.
1. Change Yourself
“You must be the change you want to see in the world.” Kau sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang kauinginkan terjadi dalam dunia ini
1. Change Yourself
“You must be the change you want to see in the world.” Kau sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang kauinginkan terjadi dalam dunia ini
2.
“Nobody can hurt me without my permission.” = Tak seorang pun dapat menyakitiku
bila aku tidak mengijinkannya.
3.
Forgive and Let it Go.
“The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong…. An eye for eye only ends up making the whole world blind.” Artinya, Seorang lemah tidak dapat memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanyalah ada pada mereka yang kuat…… Bila pencungkilan mata dibalas dengan mencungkil mata, maka seluruh dunia akan menjadi buta.
“The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong…. An eye for eye only ends up making the whole world blind.” Artinya, Seorang lemah tidak dapat memaafkan. Kemampuan untuk memaafkan hanyalah ada pada mereka yang kuat…… Bila pencungkilan mata dibalas dengan mencungkil mata, maka seluruh dunia akan menjadi buta.
4.
Without Action You aren’t Going Anywhere. “An ounce of practice is worth more
than tons of preaching” Satu ons tindakan lebih baik dari pada berton-ton
dakwah.
5. Take
care of this moment.
“I do not want to foresee the future. I am concerned with taking care of the present. God has given me no control over the moment following.” Aku tidak tertarik untuk melihat apa yang dapat terjadi pada masa depan. Aku tertarik dengan masa kini. Tuhan tidak memberiku kendali terhadap apa yang dapat terjadi sesaat lagi.
“I do not want to foresee the future. I am concerned with taking care of the present. God has given me no control over the moment following.” Aku tidak tertarik untuk melihat apa yang dapat terjadi pada masa depan. Aku tertarik dengan masa kini. Tuhan tidak memberiku kendali terhadap apa yang dapat terjadi sesaat lagi.
6.
Everyone is Human.
“I claim to be a simple individual liable to err like any other fellow mortal. I own, however, that I have humility enough to confess my errors and to retrace my steps.” Aku hanyalah seorang manusia biasa yang dapat berbuat salah seperti orang lain juga. Namun, harus kutambahkan bahwa aku memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan-kesalahanku dan memperbaikinya.
“I claim to be a simple individual liable to err like any other fellow mortal. I own, however, that I have humility enough to confess my errors and to retrace my steps.” Aku hanyalah seorang manusia biasa yang dapat berbuat salah seperti orang lain juga. Namun, harus kutambahkan bahwa aku memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan-kesalahanku dan memperbaikinya.
7.
Persist.
“First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win.” Awalnya, mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau keluar sebagai pemenang.
“First they ignore you, then they laugh at you, then they fight you, then you win.” Awalnya, mereka meremehkanmu, kemudian mereka menertawakanmu, dan melawanmu, lalu engkau keluar sebagai pemenang.
8. See
the Good in People and Help Them.
“I look only to the good qualities of men. Not being faultless myself, I won’t presume to probe into the faults of others”. Aku hanya melihat sifat-sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena, diriku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, maka aku tidak membedah orang lain untuk mencari keburukan mereka.
“I look only to the good qualities of men. Not being faultless myself, I won’t presume to probe into the faults of others”. Aku hanya melihat sifat-sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena, diriku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, maka aku tidak membedah orang lain untuk mencari keburukan mereka.
“Man
becomes great exactly in the degree in which he works for the welfare of his
fellow-men”. Manusia menjadi besar selaras dengan kebaikan yang dilakukannya
bagi sesama manusia.
“I
suppose leadership at one time meant muscles; but today it means getting along
with people” .Barangkali otot menjadi tolok ukur bagi kepemimpinan pada masa
lalu. Sekarang, tolok ukurnya adalah hubungan dengan sesama manusia.
9. Be
Congruent, be Authentic, be Your True Self.
“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.” Keselarasan antara apa yang kaupikirkan, apa yang kauucapkan dan apa yang kaulakukan – itulah kebahagiaan.
“Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well.” Jadikanlah keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah pemurnian pikiran sebagai tujuanmu – maka semuanya akan beres.
“Happiness is when what you think, what you say, and what you do are in harmony.” Keselarasan antara apa yang kaupikirkan, apa yang kauucapkan dan apa yang kaulakukan – itulah kebahagiaan.
“Always aim at complete harmony of thought and word and deed. Always aim at purifying your thoughts and everything will be well.” Jadikanlah keselarasan antara pikiran, ucapan, dan tindakan sebagai tujuanmu. Jadikanlah pemurnian pikiran sebagai tujuanmu – maka semuanya akan beres.
10.
Continue to Grow and Evolve.
“Constant development is the law of life, and a man who always tries to maintain his dogmas in order to appear consistent drives himself into a false position.” Perkembangan terus-menerus itulah hukum alam. Seseorang yang ingin bertahan dengan dogma-dogma (lama) untuk menunjukkan konsistensi diri, sesungguhnya berada pada posisi yang salah.
“Constant development is the law of life, and a man who always tries to maintain his dogmas in order to appear consistent drives himself into a false position.” Perkembangan terus-menerus itulah hukum alam. Seseorang yang ingin bertahan dengan dogma-dogma (lama) untuk menunjukkan konsistensi diri, sesungguhnya berada pada posisi yang salah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar