Sosialisasi dan uji publik Kurikulum 2013 dinilai para guru di sejumlah daerah terlalu mepet. Mereka pun belum pernah diundang untuk mendapat penjelasan soal Kurikulum 2013 sehingga tidak tahu isinya.
Sejumlah guru hanya mengetahui rencana perubahan kurikulum tersebut dari media. Namun, materi perubahan dan hal-hal lain yang terkait dengan Kurikulum 2013 banyak yang belum mengetahuinya, termasuk soal pelajaran Bahasa Daerah.
”Bahasa Daerah sebaiknya tetap dipertahankan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,” kata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bali Gede Wenten Aryasuda di Denpasar, Bali, Rabu (19/12).
Berdasar rencana Kurikulum 2013, Bahasa Daerah digabungkan dalam paket Seni dan Budaya. Pelajaran Seni dan Budaya adalah mata pelajaran di luar mata pelajaran pokok di tingkat sekolah menengah pertama.
Wenten menekankan, para guru harus dipersiapkan dengan baik sehingga mereka dapat mengajar siswa sesuai Kurikulum 2013.
”Penggabungan pelajaran memang tidak akan membebani siswa. Namun, bagi guru, penggabungan beberapa pelajaran menjadi satu paket pelajaran memerlukan persiapan yang matang,” tutur Wenten.
Lakukan pelatihan
Welly Manurung (30), guru di SDN 173238 Pangaloan, Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara, mengatakan, banyak guru, termasuk dia, yang belum memahami secara detail perubahan dalam Kurikulum 2013, apalagi terjadi penghapusan dan penggabungan mata pelajaran tertentu. Karena itu, dia meminta pemerintah menggelar pelatihan bagi guru sebelum kurikulum tersebut diterapkan.
Hal senada dikatakan Kepala SD Swasta Bina Taruna 3 Medan Samsuddin Tanjung. ”Pelatihan guru diperlukan untuk meningkatkan kompetensi mereka,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara Syaiful Syafri menjelaskan, awal 2013 pihaknya akan menggelar pelatihan kepada para guru menyongsong aplikasi Kurikulum 2013. Perwakilan guru dari semua daerah di Sumut diundang pelatihan oleh Dinas Pendidikan Sumut. Selanjutnya, mereka akan menularkan ilmu kepada rekan sesama guru di daerah masing-masing.
Diuji coba
Di Yogyakarta, Dewan Pendidikan Yogyakarta meminta agar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dievaluasi dulu kelemahan dan keunggulannya sebelum Kurikulum 2013 diterapkan. Kurikulum 2013 pun disarankan dilakukan uji coba di beberapa sekolah sebelum diterapkan secara serempak di semua sekolah.
”Uji coba di sejumlah sekolah perlu dilakukan agar kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013 bisa diketahui dan segera dilakukan perbaikan,” kata Wakil Ketua Dewan Pendidikan DI Yogyakarta Hari Dendi.
Menyangkut diwajibkannya Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, Dendi minta agar dipersiapkan serius. Sebab tidak semua sekolah memiliki pembina Pramuka yang kompeten dan profesional.
Di Surabaya, Jawa Timur, sejumlah guru mempertanyakan rencana penggabungan mata pelajaran. ”Sosialisasi dan pelatihan kepada guru jangan terlalu mendadak saat mendekati tahun ajaran baru. Bagaimanapun kami harus mempersiapkan diri,” kata Tarso, guru SD Negeri Ketabang I Surabaya. Hal senada juga disampaikan Kepala SD Negeri Kaliasin III Surabaya Umintrah. ”Semata-mata agar hasil Kurikulum 2013 bisa sesuai harapan,”
Sejumlah guru hanya mengetahui rencana perubahan kurikulum tersebut dari media. Namun, materi perubahan dan hal-hal lain yang terkait dengan Kurikulum 2013 banyak yang belum mengetahuinya, termasuk soal pelajaran Bahasa Daerah.
”Bahasa Daerah sebaiknya tetap dipertahankan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri,” kata Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bali Gede Wenten Aryasuda di Denpasar, Bali, Rabu (19/12).
Berdasar rencana Kurikulum 2013, Bahasa Daerah digabungkan dalam paket Seni dan Budaya. Pelajaran Seni dan Budaya adalah mata pelajaran di luar mata pelajaran pokok di tingkat sekolah menengah pertama.
Wenten menekankan, para guru harus dipersiapkan dengan baik sehingga mereka dapat mengajar siswa sesuai Kurikulum 2013.
”Penggabungan pelajaran memang tidak akan membebani siswa. Namun, bagi guru, penggabungan beberapa pelajaran menjadi satu paket pelajaran memerlukan persiapan yang matang,” tutur Wenten.
Lakukan pelatihan
Welly Manurung (30), guru di SDN 173238 Pangaloan, Kecamatan Pahae Jae, Tapanuli Utara, mengatakan, banyak guru, termasuk dia, yang belum memahami secara detail perubahan dalam Kurikulum 2013, apalagi terjadi penghapusan dan penggabungan mata pelajaran tertentu. Karena itu, dia meminta pemerintah menggelar pelatihan bagi guru sebelum kurikulum tersebut diterapkan.
Hal senada dikatakan Kepala SD Swasta Bina Taruna 3 Medan Samsuddin Tanjung. ”Pelatihan guru diperlukan untuk meningkatkan kompetensi mereka,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara Syaiful Syafri menjelaskan, awal 2013 pihaknya akan menggelar pelatihan kepada para guru menyongsong aplikasi Kurikulum 2013. Perwakilan guru dari semua daerah di Sumut diundang pelatihan oleh Dinas Pendidikan Sumut. Selanjutnya, mereka akan menularkan ilmu kepada rekan sesama guru di daerah masing-masing.
Diuji coba
Di Yogyakarta, Dewan Pendidikan Yogyakarta meminta agar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dievaluasi dulu kelemahan dan keunggulannya sebelum Kurikulum 2013 diterapkan. Kurikulum 2013 pun disarankan dilakukan uji coba di beberapa sekolah sebelum diterapkan secara serempak di semua sekolah.
”Uji coba di sejumlah sekolah perlu dilakukan agar kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013 bisa diketahui dan segera dilakukan perbaikan,” kata Wakil Ketua Dewan Pendidikan DI Yogyakarta Hari Dendi.
Menyangkut diwajibkannya Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler, Dendi minta agar dipersiapkan serius. Sebab tidak semua sekolah memiliki pembina Pramuka yang kompeten dan profesional.
Di Surabaya, Jawa Timur, sejumlah guru mempertanyakan rencana penggabungan mata pelajaran. ”Sosialisasi dan pelatihan kepada guru jangan terlalu mendadak saat mendekati tahun ajaran baru. Bagaimanapun kami harus mempersiapkan diri,” kata Tarso, guru SD Negeri Ketabang I Surabaya. Hal senada juga disampaikan Kepala SD Negeri Kaliasin III Surabaya Umintrah. ”Semata-mata agar hasil Kurikulum 2013 bisa sesuai harapan,”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar