Senin, 24 September 2012

Budaya Politik Batak


SIKAP
Orang batak disimpulkan sebagai berwatak keras, terutama jika dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang mereka geluti yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat pada umumnya. Dalam kenyataannya, padahal tidak selalu demikian. Tidak sedikit dari mereka yang memiliki posisi penting diNegeri ini.
POLA HIDUP
Pola hidup orang batak itu mempunyai gambaran yang jelas, tegas dan tetap, tidak berubah-ubah. Orang batak dikenal sangat kuat berpegang/setia pada patokan hidup yang telah ditetapkan yang merupakan petunjuk dalam melakukan segala kehidupan/adatnya.
Orang batak juga percaya bahwa dalam menjalankan pola hidup tersebut, Tuhan tetap harus dinomor satukan dan merupakan junjungannya.
KEHIDUPAN POLITIK
Dalam mengemukakan pendapat orang batak cenderung spontan(tanpa dipikir) sehingga demokrasi dalam pembangunan politik akan berkembang pesat apabila mengikuti tradisi orang batak terutama dalam penyelenggaraan politik Indonesia.. Didalam kelompoknya, masyarakat batak mencari orang yang dianggap mampu dan bijaksana mengatasi segala persoalan dan kepentingan masyarakat, kemudian mereka jadikan pemimpin dalam bidang pemerintahan melalui proses pemilihan.
TRADISI
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus encari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara Tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen. Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.orang Batak biasanya mengharuskan untuk menikah dengan paribannya, menurut mereka hal ini dilakukan agar garis  ketrunannya tidak terputus.Pariban adalah sebutan untuk orang yang memiliki ibu yang marganya sama dengan wanita yang akan dijadikan istrinya.
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga.
Tradisi adat Batak toba yaitu Mangokal Holi (menggali dan memindahkan tulang belulang leluhur) sebagai bentuk cagar budaya, yang kita harapkan dapat menjadi sarana pelestarian budaya, agar kelak para generasi penerus kita tidak kehilangan identitas bangsa kita tercinta ini.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar